.

Saturday, December 7, 2013

Dakwah Linux nang Londo

Saya kemana-mana biasanya sambil nyambi mengenalkan Linux, bahkan kaos pun banyak yang bertuliskan soal Linux, sampai si prof  sini tanya sama saya, "kaos kamu kok saya perhatikan Ubuntu atau Linux terus", saya terangkan sama beliau kalau saya merasa diuntungkan dengan adanya Linux, sebagai balas jasa saya membantu mengenalkan Linux kepada siapapun, pakai Linux itu relatif murah tapi cukup lengkap dan menyenangkan.

Beda si prof beda si programmer, si programmer dari awal saya kesini agak empet sama Linux, padahal kerjanya doi banyak remote ke server yang pakai Suse Linux sebagai server, cuma doi kerjanya tetep di lingkungan windows.






Beberapa hari terakhir kita beli laptop netbook touchscreen yang sudah ber OS win 8, tapi si prof keukeuh ingin pakai Linux seperti yang saya pakai juga di proyek yang lain, walhasil si programmer mau tidak mau mesti belajar nginstall Linux di laptop yang baru, alhamdulillah setelah selesai install 1 laptop doi akhirnya juga takjub dengan kemudahan dan kecepatan installasi Linux Manjaro hasil remaster saya untuk kantor, karena hanya butuh waktu 15 menitan saja untuk installasi, bahkan dia minta untuk menghapus semua partisi windowsnya, tapi saya tolak dan saya minta biarkan saja dan tetap menggunakan 50% saja dari hardisk...."iip, saya suka dengan Linux ini!"...RACUN GUE UDAH MULAI BEKERJA!...wkwkwkwk. Tapi walau begitu saya tetap fair bahwa masalah pakai Linux itu cuma aplikasi office saja, kalau kamu masih pakai ms office, di Linux tidak ada ms office, hanya ada aplikasi aplikasi office yang opensource yang sebenarnya tidak kalah canggih, hanya masalah programming dan format aja yang berbeda.

Selain si programmer juga ada user lain yang saya coba racuni, yang pakai Mac di laptopnya, tapi tiap hari selama disini saya lihat layarnya selalu gelap karena dia pakai terminal untuk kerja di server dan menggunakan Emacs sebagai editor, saya juga terangkan sama doi kalau Emacs tersedia juga di Linux dan cukup komplit. Editor yang lain juga ada. Saya sebutkan semua aplikasi alternatif yang ada di Linux termasuk aplikasi musik yang support service Spotify di Linux, bahkan servicenya bejibun gak cuma 1 saja.


Gak cuma dilingkungkan kerja ini saja yang kebanyakan akademisi, bahkan waktu dinner bareng kolega kantor yang lain, yang boleh saya bilang lebih professional juga saya tetap koar-koar soal Linux, ada dua programmer yang ikut dinner, saya terangkan tentang proyek kantor saya yang akan menggunakan OS Linux sebagai framework, padahal tingkat kerumitan proyek ini lumanyun tinggi (lumayan bikin manyun, karena memang cukup rumit), tapi secara umum mereka semua tertarik...bahkan saya tidak menyangka kalau ternyata programmer yang dulu datang ke Indo mau meracuni saya untuk mau beli software yang mereka pakai agar bisa pakai expertise mereka malah sekarang ganti kena racun saya, doi ternyata ikut-ikutan pakai software gretongan untuk proyek mereka di Nigeria...

Demikian sekilat catatan soal kegiatan racun-meracuni di negeri orang, yang kalau saya bilang sebenernya lebih mudah ketimbang meracuni orang-orang di kampung sendiri, karena cara pandang orang sini agak lebih jauh ketimbang orang kampung sendri yang kalau boleh saya bilang ingin gampangnya saja, bahkan lebih suka memilih jalur membajak ketimbang agak susah sedikit. Makanya saya juga suka menyebut kegiatan saya ini dakwah Linux, biar orang-orang mau mengurangi kegiatan membajak dan beralih ke sistem operasi Linux yang cukup menyenangkan ini...

Semoga pak Jokowi jadi presiden....eh....

No comments:

Showing screenfetch and install date on Manjaro

Here is the code: screenfetch head -n1 /var/log/pacman.log |awk -F '[' '{printf " \033[1...